[Busaku] Surat Kopi : Akhirnya Ketulis Juga

Judul: Surat Kopi
Penulis: Joko Pinurbo
Penerjemah: -
Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia
Tebal: 196 Halaman
Tahun Terbit: 2019

Hujan adalah puisi
Di gardu sepi yang minim cahaya
seekor anjing sibuk melamun,
merenungi nasib para peronda.
Assalamu'alaikum minna-san, konnichiwa. Hah, akhirnya bisa balik menulis lagi di blog ini setelah sekian lama wkwk. Ngomong-ngomong,  Yo! Gimana kabar kalian? semoga baik selalu. Kali ini aku mau mengulas buku salah satu dari penulis kenamaan, Joko Pinurbo, yaitu buku Surat Kopi. Sekadar mengingatkan kalau tulisan ini ditulis secara subjektif, atas dasar opini dan reading experience. Jadi kalau ada hal yang menurut kalian kurang dari tulisan ini, bisa kalian sampaikan di kolom komentar, yah sekalian ngobrol-ngobrol sama kalian ehehe.

Nyoba ngedit foto di Canva, filternya lumayan juga.

Pertama-tama, jujur aku senyam-senyum sendiri membaca puisi yang ada di dalam buku ini. Puisi yang disuguhkan simpel. Namun, mengena di hati. Puisi yang disajikan pun nggak melulu ada dalam satu tema khusus, ada romansa, ada keluhan, ada religi dan masih banyak lagi sehingga membuat aku yang baca buku ini nggak bosan karena setiap halamannya menyajikan hal baru dan unik. Beberapa ouisi yang ada di dalam buku ini menurutku juga kental banget akan genre realisme magis. Bagi yang belum tahu genre apa ini, bisa aku jelasin dengan mengutip penjelasan dari Wikipedia per tanggal 13 Mei 2023. Realisme magis adalah aliran sastra dan seni yang menggunakan pendekatan realis/kejadian sehari-hari dengan gabungan elemen magis di dalamnya. Salah satu contoh puisinya yang kental dengan genre ini adalah puisinya yang berjudul “Jogja".

Jogja terbuat dari rindu,
pulang, dan angkringan.

Puisi di buku ini menurutku sangat cocok buat dibaca oleh orang awam, khusunya kawula muda. Bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah dicerna, diksi atau pemilihan katanya juga sangat captionable untuk anak muda yang sering mengunggah kegalauan dan overthinkingnya di media sosial pribadi (aku banget ini wkwk). Jadi buat kalian yang sering begitu aku saranin buat baca buku ini, lumayan kan status kalian jadi lebih es-teh-tik (lmao, ini cuman bercanda ya).


Mitsuha cantik banget (halu)


Beberapa puisi yang aku suka di buku ini antara lain adalah, “Gema”, “Gardu”, “Gigil”, “Pada Matanya”, “Buku Pertama”, “T”, “Ketika Berdoa”, “Malam Natal” dan “Pecah”. Aku rasa itu aja sih review absurd dariku, jika ada salah kata mohon dimaafkan, karena aku hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari khilaf dan salah. Oh, iya bagi kalian yang pengen baca buku ini bisa dengan membelinya di Gramedia (biasanya stoknya banyak, beberapa kali aku ke Gramedia selalu ada bukunya wkwk) atau kalian juga bisa membacanya di aplikasi yang sering nge-bug, iPusnas. Akhirul kata, wassalamu'alaikum dan salam literasi.


C U

Comments

  1. Baru kali ini baca ulasan sebuah buku tentang Puisi. Bagus kok Bang ulasannya, asik tulisan Abang ni Hehe.

    Tapi mungkin bukan Teddy target pasarnya karena Teddy lebih suka Novel gitu Bang Hehe. Tapi tetap asik kok kalau baca Puisi.

    Terima Kasih telah berbagi

    ReplyDelete
  2. Puisi-puisi nya JokPin memang bagus bagus. Saya beberapa kali ikut kajian bedah puisinya Joko Pinurbo waktu dulu di kampus. Tapi yang saya punya buku antologi yang judulnya "Selamat Menunaikan Ibadah Puisi"

    ReplyDelete
  3. Btw, ada penjelasan gak ya mas, kenapa buku puisi ini diberi judul "Surat Kopi"? Kirain buku tentang Kopi, menarik bagi pecinta kopi.. taunya buku puisi.. apakah maksudnya buku ini ditulis sambil minum kopi? 😁

    ReplyDelete

Post a Comment

Komen aja, saya gak gigit kok :3

Yang Lagi Rame