[Busaku] Review Dua Alasan untuk Tidak Jatuh Cinta
![]() |
Assalamu'alaikum minna-san, konnichiwa! Let's go! Gak nyangka ini blog yang kukira bakal makin jarang aku update seiring bertambahnya usia malah jadi makin sering update kek gini hahaha. Yah, memang ada begitu banyak faktor yang membuatku bisa sampai di tahap kalau nggak nulis rasanya kayak ada yang kurang gitu wkwkwk. Tahun ini bener-bener penuh dengan banyak plot twist seperti buku yang akan aku review (atau ulas) setelah ini.
Ngomong-ngomong, tulisan ini disponsori oleh Sanex, sebuah brand lokal alat elektronik rumah tangga yang sudah menjadi produk pilihan banyak keluarga selama kurang lebih 40 tahun. Bagi kalian yang lagi butuh barang-barang elektronik bisa langsung kunjungi web-nya di tautan yang sudah tertera di atas.
Kembali lagi, bener-bener dah, kurasa buku ini salah satu buku terbaik yang aku baca tahun ini. Bisa dibilang buku ini adalah “buku sialan!”. Weh weh weh, tenang dahulu, pernyataan tadi konotasinya dalam hal positif kok hahahahahaha. Bagiku salah satu indikator yang menunjuk sebuah buku itu bagus (menarik bagiku, soal ini tergantung selera sih sebenarnya) ketika aku mulai mengernyitkan dahi pada 2-3 halaman pertamanya. Dan buku ini sukses membuatku melakukan hal itu, sampai-sampai spontan bertingkah seperti ikan menggelepar di daratan saking senengnya menemukan buku yang dapat menarik perhatianku lagi (bahkan membuatku bersemangat untuk membaca banyak buku.
Buku ini merupakan buku keempatku dari bundel buku seri Selfie(sh), yah aku minta maaf tidak mengulas 4 buku lainnya di blog ini haha, karena bagi yang sudah lama mengikuti blog aneh ini, pasti tahulah kalau saya adalah orang yang mager buat menulis (mengetik) kalau nggak ada pemicunya. Yah, kebetulan untuk kali ini pemicunya adalah sponsor hahahahaha. Tetapi aman kok, kalian bisa membaca ulasan-ulasanku untuk buku yang sudah aku baca di akun Goodreads milikku.
![]() |
Tangkapan layar Goodreads |
Pada awalnya aku mengira buku ini adalah buku bergenre puisi. Ternyata, oh ternyata buku ini merupakan buku cerpen, adapun cerpen yang terdapat dalam buku ini ada dua buah cerpen singkat yang keduanya memiliki auranya tersendiri. Cerpen pertama berjudul "Cinta Alangkah Rumit", cerpen ini berhasil memaksaku untuk membaca ulang berkali-kali setiap kata dan kalimatnya, padahal baru kubaca sekitar satu-dua halaman, cerpennya benar-benar ngebuatku agak nge-blank di awal-awal, sampai-sampai aku harus mengambil buku catatan dan pulpen untuk merunutkan, mencatat setiap hubungan antar setiap tokoh dan sudut pandang siapa saja yang tengah bermonolog dan bercerita (yak, cerpen ini menggunakan sudut pandang banyak orang, sehingga kalau kalian gagal fokus sedikit saja atau nggak fokus menganalisa setiap kalimat dan paragrafnya, kurasa kalian tidak akan mendapatkan intisari dari cerita yang diceritakan.
![]() |
Ambil layar dari website iPusnas |
Cerpen kedua berjudul But Not Forgotten Alinea terasa menyakitkan, perih, dan penuh luka. Seperti cerpen sebelumnya, karya ini juga mengajak pembaca untuk fokus dan berpikir secara intens. Bedanya, cerpen kedua ini hanya menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal. Kedua cerpen pada buku ini sama-sama memiliki power di bagian pelintiran alur atau putar balik alur (plot twist) yang aku jamin kalian nggak bakal menyesal ketika nanti kalian membacanya dan juga tentu jangan lupa untuk menyiapkan pulpen dan kertas agar mempermudah memahami alur (beneran dah, kalau gak nyiapin kalian mungkin akan tersesat ketika membacanya hahahahaha, mungkin terdengar berlebihan aja yah?).
Buku ini benar-benar chef kiss — ke depannya aku bakal lebih banyak lagi membaca karya lain dari Faisal Oddang. Aku mohon maaf jikalau aku ada salah kata, akhirul kata, wassalamu'alaikum dan salam literasi.
![]() |
Syukurlah masih semangat update ya mba. Kita bisa dapat ulasan cerpen"
ReplyDelete