Ulasan Josee to Tora to Sakana-tachi : Kisah Romansa Disabilitas


Assalamu'alaikum minna-san~ konnichiwa~
Balik lagi bersama Syahid alias Sya-chan dalam catatan baru berupa ulasan anime. Kali ini aku bakal mengulas anime yang baru saja tayang di bioskop beberapa waktu yang lalu, yang nggak sempat aku tonton juga karena masih di kampung halaman (yah tahu sendiri, kota kecil mana punya bioskop, kalaupun ada biasanya jarang ada yang mau menayangkan film anime). Karena nggak sempat dengan berat hati aku pun memutuskan untuk menunggu situs-situs 'bajak laut' melaksanakan tugasnya. Dan tidak kusangka, dalam waktu satu bulan setelah penayangan filmnya di Indonesia, sudah ada aja versi 'bajak laut' dari film ini, yah walaupun cuman versi webDL dan memiliki kualitas kurang enak buat dilahap mata. Tapi, daripada nggak nonton kan? mending lahap aja wkwkwkwk.

Note : Ulasan anime Josee to Tora to Sakana-tachi di sini terbagi dua, untuk part 2 bisa kalian baca di sini




Tipe Anime : Film
Tayang : 25 Desember 2020
Anime Musim : Winter
Episode : -
Jam Tayang : -
Produser : Shochiku, Kadokawa, Sonilude
Studio : Bones
Sumber : Novel
Genre : Penggalan Kehidupan, Drama, Romansa
Rating : -
Durasi : 1 Jam 38 Menit

Sinopsis :

Anime ini menceritakan seorang mahasiswa bernama Tsuneo yang demen banget dengan yang namanya menyelam, ia juga seorang pekerja di sebuah toko peralatan menyelam. Tsuneo memiliki cita-cita suatu hari nanti dia berkuliah di luar negeri sembari mewujudkan impian melihat ikan Clarion angel yang hidup berkelompok. Pada suatu hari Tsuneo secara tidak disengaja bertemu dengan seorang gadis disabilitas sekaligus  seorang pemimpi bernama Josee yang kesehariannya hanya dihabiskan di dalam rumah. Dikarenakan pertemuan pertama yang tidak disengaja tersebut, Tsuneo dan Josee pun menjadi lebih sering bertemu, sehingga menumbuhkan bunga-bunga cinta di dalam hati mereka.

Dari sinospis, emang terkesan kayak klise bangetkan ini anime? Namun jangan salah, anime ini diangkat dari novel seorang penulis terkenal bernama Seiko Tanabe yang sudah banyak meraih penghargaan, bahkan versi Live Actionnya saja dianggap sebagai film Jepang terbaik versi Kinema Junpo Poll of Film Critic. Oleh karenanya aku memaksa kalian buat nonton ini film anime, dijamin nggak bakal nyesel, bagi kalian yang udah pernah nonton karya-karya  Makoto Shinkai seperti Kimi no Na Wa atau Tenki no Ko yang penuh dengan cerita yang mantap dan grafis memukau, maka film anime ini juga tidak kalah dengan kedua anime tersebut. Dijamin muantapoll deh!

Seperti biasa, sebelum memasuki inti dari catatan ini, aku akan memperingatkan kalau catatan ini mengandung senyawa 's', yaitu spoilerJadi, bagi kalian yang belum menonton filmnya, kusarankan untuk menonton terlebih dahulu agar tidak mengurangi pengalaman menonton kalian nanti ke depannya. Gak perlu berlama-lama lagi, langsung aja kita gas! Ini dia Ulasan Josee to Tora to Sakana-tachi : Asli Dah! Gak Nyesal Aku Nunggu Film Ini!


Cerita : 9.3/10

Pertama-tama aku bakal ngomentarin soal cerita yang disajikan oleh anime ini, memang kalau dibaca dari sinopsis doang mungkin anime kayak sinetron-sinetron Indonesia yang kisah romantisnya klise pake banget. Tapi, tunggu dulu, ada pepatah yang mengatakan "tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta", begitu juga dengan anime ini. Untuk menilai seklise atau semanis apa sih kisah romantis yang dibawakan oleh anime ini pun kita harus terjun langsung untuk menyaksikannya. Hal yang membuatku tertarik dengan anime ini karena adanya tokoh yang menurutku mempunyai daya tarik tersendiri untuk film ini, yaitu Josee sang gadis disabilitas, ia sudah tidak bisa berjalan sejak lahir. Menurutku ini menarik banget buat diikuti, melihat dunia dan romansa dari sudut pandang seorang disabilitas dalam sebuah film anime sangat jarang sekali untuk dapat kurasakan, terakhir aku menonton yang sedikit memiliki dengan film Josee ini adalah Koe no Katachi yang mengangkat cerita seorang gadis tuna rungu. Aku berharap suatu hari nanti bakal ada film anime yang mengangkat sudut pandang serupa, namun tokoh yang mengalaminya adalah laki-laki.

Bagian awal film ini manis banget, muaaaaaaaaaniiiiiiissssssssss banget wkwkwk. Walaupun, awal ketemuan si Tsuneo dan Josee terasa agak aneh menurutku (karena gak bakal kejadian mah di dunia nyata, tapi abaikan sajalah). Paling manis saat Josee dan Tsuneo berada di pantai karena keingintahuan Josee dengan rasa air laut, aku yang nonton asli senyam-senyum terus sejak saat itu melihat kisah perjalanan mereka berdua wkwkwk. Namun rasa manis itu nggak berlangsung lama, ada sedikit rasa asam dan asin mulai ikut bercampur dengan rasa manis itu. Hal ini menandakan kalau udah memulai fase konflik dalam sebuah film, walau sempat mereda sementara, rasa asam dan asin itu kembali menerjang hingga puncaknya dan menjadi manis keasin-asinan di bagian akhir film ini. Paham yang kumaksud? nggak kan? sama aku juga wkwkwk, intinya seperti film-film anime seperti biasanya, bagian awal pendahuluan, pengenalan tokoh dan pembangunan cerita, bagian tengah sudah memasuki inti cerita dan penuh dengan konflik-konflik dan bagian akhir pendinginan dan ending (aku sengaja nulis begini kelanjutannya biar nggak spoiler-spoiler banget, karena sayang banget asli kalau baca spoiler-nya sebelum nonton wkwk).

Cerita yang dihadirkan di anime ini benar-benar mengalir seperti air, mudah ditangkap dan nggak bikin penonton. Kurasa film ini cocok banget buat anak-anak muda yang mungkin tengah dipenuhi dengan semangat membara untuk menggapai cita-cita dan impian masing-masing, karena anime ini benar-benar mengangkat tema ini sebagai penguat kisah romansanya. Benar-benar related banget untuk anak muda zaman sekarang lah~.

"Stay halal brother," batinku dalam hati waktu nonton, wkwk

Bagian favoritku dari anime ini ketika Josee membuat buku cerita bergambar yang ia ceritakan ke anak-anak di perpustakaan. Selain untuk diceritakan anak-anak, cerita tersebut dibuat untuk menghibur Tsuneo yang hampir menyerah dengan impiannya. Jujur aku benar-benar lebih tersentuh dengan kisah mereka berdua yang hampir menyerah mengejar cita-cita dan impian dibandingkan dengan kisah romansa mereka. Kurasa film ini benar-benar layak disandingkan dengan Kimi no Na Wa karya Makoto Shinkai, nggak menurut pendapatku pribadi ini anime lebih jleb di hati dibandingkan Kimi no Na Wa. Satu hal yang menarik tentang bagian itu adalah Josee membuat cerita bergambar itu bukan hanya untuk menghibur anak-anak di perpustakaan dan Tsuneo. Namun, juga untuk menghibur dan menguatkan dirinya sendiri.

Pelajaran yang kudapat di film anime ini adalah, memilih menjadi realistis itu sangat menyakitkan bagi mereka yang berjuang untuk mencapai cita-cita dan impian. Melepaskan cita-cita dan impian yang sudah sejak dulu didambakan benar-benar menyakitkan dan memilukan. Untuk kalian yang masih berusaha menggapai cita-cita impian di luar sana, BERJUANGLAH!!!! Kita sama kok, aku pun terus berusaha agar bisa menjadi penulis puisi yang indah suatu hari nanti.

Arghhhhh~

Overall, 9.3 benar-benar pantas untuk disematkan untuk cerita yang disajikan anime ini, gas lanjut kita ke bagian grafis dan animasi


Grafis dan Animasi : 9.0/10

Untuk bagian grafis dan animasi sebenarnya nggak terlalu banyak yang bisa kukomentari. Alasannya karena ini adalah movie anime, sudah pasti memiliki budget yang lumayan besar untuk biaya produksi dari grafis dan animasi sampai musik latar dan pengisi suara. Karenanya nggak heran kalau anime ini benar-benar memukau mata penonton, pemandangan lautan yang disajikan benar-benar ajib banget. Walaupun CGI 3D-nya masih belum terlalu sempurna. Namun, untuk kualitas yang sekarang saja udah benar-benar memanjakan mata. Terutama untuk bagian saat Josee masuk ke mode pemimpi. Ini keren banget sumpah! Aku nggak bisa ngebayangin jika ada ikan paus di tengah-tengah gedung tinggi menjulang. Pasti perasaanku bakal campur aduk, awkward, takut, cemas dan senyam-senyum penuh kegirangan dan rasa ingin tahu yang tinggi wkwk. Maklum, walaupun umurku sebentar lagi menyentuh kepala dua, namun sifat kekanak-kanakanku masih melekat banget di dalam jiwa dan raga. Sering aku senyam-senyum karena hal yang sebenarnya sepele, namun aku penasaran apa yang bakal terjadi jika ini ditambah ini atau ini dikurangi ini begitulah wkwk~. Kurasa orang yang bahagia adalah orang yang tetap mempertahankan sisi kekanak-kanakannya walau umur terus bertambah (yang bener bertambah atau berkurang sih. Hmmmm seingatku sih kalau umur itu berkurang dan usia itu bertambah, menurut kalian gimana? silahkan jawab di kolom komentar). Walaupun semakin tua diri kita, kita harus terus-terusan ditampar dan menerima dengan legowo realita yang ada, namun dengan sifat kekanak-kanakkan (walau hanya sedikit) bisa mengurangi stres yang menimpa diri kita. Seperti berkhayal menjadi ini itu, mandi-mandi hujan atau bermain-main bersama anak-anak.

Menjadi polos (bodoh amat) akan sesuatu seperti anak-anak terkadang perlu untuk meregangkan otak, otot, syaraf dan hati kita dalam menghadapi masalah dan ujian. Tapi jangan keseringan juga sih, karena masalah nggak bakal hilang kalau nggak dihadapi. Overall aku ngasih 9.0 untuk bagian grafis, mari kita lanjut aja langsung ke bagian karakter~

Senyumnya manis banget asli wkwkwk


Karakter : 9.0/10

Hmmm, mulai darimana ya aku ngejelasinnya? Ah, aku rasa aku bakal jelasin dari sifat masing-masing tokoh yang menurutku menarik semua. Dari Josee dengan sifat tsundere-nya, lalu Tsuneo yang tampak sangat sabar menghadapi tingkah laku Josee, lalu ada Mai yang dari pertama lihat aku udah nggak suka (karena pasti bakal ngeganggu hubungan Josee dan Tsuneo) dan Hayato yang sifatnya kayak sahabat-able banget bagi kita semua.

Penceritaan masing-masing tokoh benar-benar sukses menghipnotisku untuk menyukai, membenci, kasihan atau pun marah. Pertama dari Tsuneo yang diperkenalkan tengah menyelam di lautan dalam dan mulai diperkenalkan kalau ia seorang mahasiswa yang rajin belajar juga bekerja untuk bisa kuliah di luar negeri, bahkan ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk biaya kuliah dia di luar negeri benar-benar membuatku respect parah dengan Tsuneo, orang-orang yang terus berjuang demi impiannya menurutku adalah orang-orang yang sangat hebat. Lalu, muncullah Josee yang di awal film nampak seperti gadis yang ketus, suka seenaknya dan misterius, namun hal ini wajar karena adanya Nenek Josee yang mengekang Josee disabilitasnya, Nenek Josee beranggapan kalau dunia luar berbahaya dan tidak baik untuk Josee yang tidak bisa berjalan. Sehingga membuat Josee terkurung dan hanya bisa bermimpi. Sifat si Nenek tua bangka ini benar-benar sukses membuatku marah, kesal dan benci terhadap dia, tapi itu nggak berlangsung lama kok, karena bla bla bla ^^.

Kawaiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

Lanjut ke Mai yang  sejak awal film ini sudah ditampakkan menyukai Tsuneo, namun tidak bisa mengungkapkannya karena ia mengetahui kalau Tsuneo ingin pergi kuliah ke luar negeri. Pada awalnya aku biasa-biasa aja dan agak kasihan dengan Mai ini, karena harus memendam perasaan dan rela melepaskan orang dicinta demi kebahagian Tsuneo, namun aku menjadi agak sedikit kesal saat dia mulai berani mengkonfrontasi hubungan Josee dengan Tsuneo. Namun, nggak berlangsung lama lagi kok, setelahnya aku malah respect dan menurutku Mai merupakan orang paling dewasa di sini dalam menghadapi suatu masalah, Press F for Respect Mai ☺. Enggg untuk karakter Hayato kita skip aja, karena nggak ada yang menarik juga, ah mungkin satu hal yang menarik. Hayato adalah sosok ideal seorang sahabat sejati, cuman itu kayaknya wkwkwk. Aku lebih ingin membahas dua karakter om-om dari Layanan Sosial atau sejenislah gitu, yang mengurus ketika ada laporan dari masyarakat sekitar jika ada tetangga ada yang kesulitan dalam hal pekerjaan atau sebagainya. Aku paling nggak suka dengan karakter om-om gemuk berambut putih itu, bahkan sampai akhir film ini selesai nggak suka sama sekali. Di saat Josee tengah terpuruk, om tua kampret ini datang memperkeruh suasana dengan sikap terlalu realistisnya, mencoba mengubur impian Josee dan meredupkan cahaya indah Josee yang sebelumnya sudah siap berlari kencang selayaknya Ceking di sinetron Ronaldowati. Menjadi realistis boleh, namun bukan menjadi alasan kita berhenti untuk bermimpi dan merelakan mimpi kita sirna. Memang setiap orang berbeda-beda ujian dan masalah dihadapi sehari-harinya atau yang menghadang dalam mengejar mimpi. Namun, kalau kamu menyerah duluan dan rela melepaskan impian yang sudah sedari dulu engkau impikan. Maka kau nggak bakal tahu berhasil atau gagalnya kamu di sana. Memang uang itu bisa membeli segalanya, rumah, makanan, pakaian dan banyak lagi. Namun, belum tentu membeli kebahagiaan saat bekerja, membeli kebahagiaan saat mendapatkan uang dari bekerja yang mungkin penghasilannya lebih besar dari impian yang kamu inginkan. Kebahagiaan merupakan suatu hal lain yang materinya tidak bisa diukur dengan uang, di dunia ini bahkan ada orang yang bahagia hanya dengan hidup sederhana di dalam rumah tua di pedesaan atau dipegunungan. Jadi, buat om layanan sosial sialan, pergi sana!

Terakhir aku bakal bahas kucing Josee yang menarik perhatianku, yang diberi nama Yukichi oleh Tsuneo. Kucingnya ucul banget wkwkwk. Ah hampir kelupaan bahas Nenek Josee, mungkin beliau merupakan karakter terfavoritku di film ini. Walaupun, di awal film Nenek ini mengekang Josee agar tidak keluar dari rumah karena disabilitasnya. Namun, akhirnya beliau sadar kalau Josee lebih terlihat bahagia setelah sering curi-curi keluar rumah bareng Tsuneo. Juga ini Nenek ini tingkah lakunya bikin aku ngakak banget waktu dia pengen keluar sembari memperagakan gaya bermain Pachinko. Dalam hati aku mikirnya, " ini Nenek udah tua masih aja main judi anjir! ini Nenek punya duit berapa emang jadi bisa menghidupi Josee sambil lanjut ngejudi, ah mungkin duit pensiunan Nenek banyak atau mungkin duit santunan pemerintah."

Overall,  9.0 untuk bagian karakter, lanjut ke bagian suara yang merupakan bagian paling kusukai di film anime ini.


Suara : 9.2/10

Terakhir merupakan bagian yang paling pengen aku bahas setelah cerita, yaitu suara. Pertama-tama aku bakal ngasih jempol dulu untuk tim yang bertugas dan menangani bagian suara latar dan musik latar, benar-benar ajib bener. Suara latar seperti angin, lautan, ombak bahkan suara lalu lintas dan orang-orang sekitar obral-obrol ngalir-ngidul benar-benar dikerjakan dengan sangat baik, musik latarnya pun benar-benar memanjakan telinga yang mendengarnya, Evan Call emang gak pernah gagal bikin musik yang earcatching, paling suka musik latar bejudul Take Me Far Away sama Josee and Tsuneo, masuk banget ke telinga pas pertama dengarnya, musiknya menyatu banget dengan adegan-adegan di dalamnya, aku bahkan hampir teriak kegirangan waktu lagu Eve berjudul Shinkai diputar, momennya pas banget asli.

Selanjutnya adalah seiyyu atau pengisi suara, yang paling menarik perhatianku dan kebanyakan orang sudah jelas ada pengisi suara Josee dengan Bahasa Jepang dialek Kansai-nya, sialan bahkan sampai sekarang masih terngiang-terngiang Josee di telingaku ketika ia  mengucap "kanrininya" yang menurutku dialek Kansai-nya khas banget wkwkwk. Aku bahkan sampai ngecari-cari arti yang pas banget buat kata "kanrininya" (kalau Jepang aslinya, "kanrinin") yang artinya kalau dalam kamus seorang manajer (kalau terjemah di animenya artinya pelayan) dan kalau menurutku dan temanku artinya lebih seperti caretaker.

Selain pengisi suara Josee yang patut diacungi jempol adalah pengisi suara Hayato yang benar-benar bersahabat banget ditelingaku, aku rasa kalau nanti bakal ada film romansa-romansa lagi. Pengisi suara Hayato layak ambil peran lagi di film tersebut wkwkwk, alasannya karena pengen dengar aja suaranya wkwk 😂.



Cerita : 9.3/10
Grafik dan Animasi : 9.0/10
Karakter : 9.0/10
Suara : 9.2/10
Nilai Akhir : 9.12
MAL Score : 8.65

Kalau kalian nanya ke aku ini film anime recommended apa nggak, jawabannya udah jelas ya kan? udah pasti recommended banget. Dah segitu aja dulu pembahasan kita, mohon maaf jika ada salah kata dalam catatan kali ini, jika kalian punya opini silahkan tuliskan di kolom komentar, akhirul kata. Wassalamu'alaikum dan salam ASIN!

Note : Ulasan anime Josee to Tora to Sakana-tachi di sini terbagi dua, untuk part 2 bisa kalian baca di sini

Dadah~


Comments

  1. aku sih udah gak meragukan kalo film anime pasti bagus ceritanya, kadang tu kayak menyentuh banget pas ada adegan sedihnya, aku pernah nonton kimi no nama, aku agak lupa sih ceritanya tapi emang bagus banget, kalo anime ini sama bagusnya sama kimi no nama berarti rekomended banget ya bang :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yap, ini sama bagusnya dengan Kimi no Na Wa, bahkan menurut pendapat pribadiku sendiri ini lebih bagus dari Kimi no Na Wa, karena lebih relate dengan kehidupan kita di dunia nyata.

      Delete
  2. hmmmm kenapa aku merasa josee ini mirip sama akoooo kenapa oh kenapa wkwkkwk...aku ingin meraih mimpiku tapi ada sesuatu yang mengganjal dan menjegal...ahsudahlah hahahha...mungkin impianku itu hanya bisa jadi sebatas angan

    hmmm nomor 2...aku justru suka cerita romansa yang klise tapi manis gini. Eh iya juga ya seringnya yang ditokohkan dalam keadaan disabilitas oihak cewek ...belum nemu kalau yang tokoh cowok...akhirnya bagaimana ya kira kira kisahnya aoa berakhir merried. Tsuneo jadi ke luar negeri kah? josee bisa gambar bikin buku cerita bergambar untuk anak anak? lha kan mirip aku banget...asiaaal hahahhahaaa...bisa baper aku ntar nontonnya

    tunggu situs bajak laut teh dimana yak wkwkwk

    aku ikutan kesel baca karakter om om layanan sosialnya..tapi ngakak baca deskripsi nenek dan kucing joosee..gini ya kalau ketemu reviewer anime beneran..musti dikulitin abis abisan segimana realistisnya ceritanya xixiixix..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Akhirnya Tsuneo pergi keluar negeri, tapi .... (silahkan tonton langsung di filmnya biar nggak spoiler banget wkwk)

      Situs Bajak Laut = Situs Film Bajakan, anggap saja itu kamus untuk seluruh catatan di blog ini wkwkwk. Kalau reviewer anime sih masih banyak yang lebih wah dari aku, malah mereka sering eksplorasi easter egg-easter egg yang ada film animenya. Tapi, yah aku nge-review buat kesenanganku sendiri aja wkwk

      Delete

Post a Comment

Komen aja, saya gak gigit kok :3

Yang Lagi Rame