[Busaku] Review Embusan Angin Malam



Asalamu'alaikum minna-san, konnichiwa~ Gokil juga yah ini blog tiba-tiba rajin update hahaha, kali ini aku bakal mengulas buku puisi lagi yang berjudul Embusan Angin Malam karya Anto Nugroho. Buku ini kalau tidak salah aku beli sekitar bulan September atau Oktober tahun lalu, tapi yah seperti biasa kebiasaan aku sehabis beli buku, baca bentar lalu anggurin lebih dominan daripada semangat menghabiskan sebuah buku hahahaha. Udahlah ya basa-basinya, langsung gaskeun sahaja kita bahas ini buku ehehehe. Oh, iya hampir kelupaan, sekadar mengingatkan kalau semua ulasan yang ditulis di sini kebanyakan bersifat subyektif atau berdasarkan opini pribadi dan selera pribadi. Jadi jika kalian merasa tidak sependapat, pintu komentar terbuka lebar untuk mengoreksi saya. Jadi, jika aku nanti ada salah kata, aku mengucapkan mohon maaf. Ya udah langsung berikut profil bukunya, tehe~




Judul: Embusan Angin Malam
Penulis: Anto Nugroho
Penerjemah: -
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tebal: 116 Halaman
Tahun Terbit: 2021


Singkat dan sederhana, itu yang terlintas pertama kali di benakku setelah khatam membaca buku ini. Aku pun merasa kalian bisa melahap buku ini dalam sekali duduk sepertiku hahahahahaha. Dari dahulu aku selalu berpegangan bahwa tulisan yang baik adalah tulisan yang bisa menyampaikan ‘pesan' dengan tulisan yang singkat dan sederhana (tapi ngena). Dan buku ini menurut pendapatku pribadi sudah sangat baik menyajikan hal tersebut, ditambah dengan ilustrasi-ilustrasi di samping puisi yang semakin menguatkan diriku untuk memahami apa ‘pesan’ yang dibawakan oleh puisi-puisi singkat tersebut. Ada banyak puisi yang aku sukai di buku ini, di antaranya puisi berjudul “Rumah", “Rela”, “Perfect Day”, “Tegas”, “Manusia”, “Take and Give” dan puisi tanpa judul yang ada di blurb dan halaman pembuka buku (entah ini merupakan kata sambutan atau benar-benar sebuah puisi, aku tidak tahu. Akan tetapi, aku menganggapnya sebagai sebuah puisi karena memiliki ‘pesan’ yang mendalam untukku. Puisinya akan kutuliskan di akhir nanti).

baca bukunya sambil dengerin podcast di server discord Hujan Kata



Adapun kekurangan dari buku ini ada di bagian ilustrasi pendukung yang kusebut sebelumnya tadi. Ilustrasinya terkesan seperti format gambar png yang ditempel begitu saja tanpa adanya editing atau penyesuaian lebih lanjut, sehingga menimbulkan kesan kurang nyaman dalam membaca buku ini. Aku rasa itu saja ulasan dariku, mohon maaf jika ada salah kata dan menyinggung hati, karena aku hanyalah manusia yang tidak luput dari salah dan khilaf. Sebagai penutup aku akan menuliskan puisi favoritku di buku ini.

Wahai jiwa yang mencari
Yakinkan apa yang kau cari.

Ingatlah,
dalam gelap akan terlihat cahaya terang.
dalam cahaya hanya terlihat kegelapan.

Beningkan keruhnya,
hilangkan racunnya,
padamkan dendamnya,
nikmati tenangnya.

Bicaralah dalam diam,
bebaskan yang tertawan.
Niscaya akan menang.

Menang,
bukan pada pembenaran
tapi pada rasa yang terbenam.

Nikmati,
bukan pada yang mencintai,
tapi pada yang menghargai.

- Anto Nugroho

Akhirul kata, wassalamu'alaikum minna-san dan salam literasi!

dadah~

Comments

  1. Udah lama banget nggak baca puisi. Dulu sebelum punya koleksi buka, aku sering banget beli koran Jawa Pos dan Kompas yang terbit hari minggu. Cuma buat baca cerpen dan puisi doang. Karena aku yakin, karya sastra yang terbit di media itu pasti bukan kaleng-kaleng kualitasnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Adalah benar, karya seperti puisi dan cerpen yang bisa terbit di media kayak koran tuh bukan kaleng-kaleng karena sebelum bisa masuk sepertinya ada seleksi dan penilaian dari tim editor dan kritikus dari pihak yang bikin korannya.

      Delete
  2. buku kumpulan puisi ya ternyata, menulis puisi itu bukan hal yang mudah bagi saya, lebih suka sebagai penikmat saja, hanya dengan sedikit kata tetapi bisa menggambarkan dan menyampaikan maksud penulis, salut dengan penulis puisi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyap, akhir-akhir ini suka ngabisin buku-buku puisi karena lebih cepat buat dilahap hehehe dan pesan dan amanatnya cepat tersampaikan biasanya (kalau gk kebingungan wkwkw)

      Delete
  3. Saya lebih suka mendengar puisi sih ketimbang membuat puisi hehe. Mungkin ada kepuasan tersendiri ya kalau bisa buat puisi karena bisa menyampaikan pesan lewat puisi tersebut

    ReplyDelete

Post a Comment

Komen aja, saya gak gigit kok :3

Yang Lagi Rame