Ruang Belajar (POLARAJA) : What If...? (Part 2)


Assalamu'alaikum minna-san~ konnichiwa~ Gimana nih kabarnya? baikkan? sehatkan? semoga kita selalu diberkahi kesehatan baik jasmani, jiwa dan rohani, aamiin. Wokeh kawan-kawan kali ini aku mau bahas lagi salah satu event mingguan Ruang Belajar yang menurutku menarik buat dibahas (walaupun udah lama banget ini event-nya, tapi gak papa kan? kan? kan? wkwk). Berbeda dari sebelumnya yang kebanyakan ngebahas tema-tema dari event mingguan Radio Anak Muda melulu, kali ini aku mau ngebahas tema yang ada di event mingguan Podcast Malam Ruang Belajar yang disingkat menjadi POLARAJA. 

Event-nya tanggal 17 Oktober dan aku baru bahas ini tanggal 9 November wkwk

"Eh bentar-bentar hid, kalau yang kemarin-kemarin kan temanya tentang Plan A-B-C yang bahasannya agak dikit nyambunglah sama seri animasi Marvel What If...? Lah ini kok masih pakai seri What If...? lagi? Padahal kalau dilihat dari judulnya aja udah gak ada sangkut pautnya sama itu seri". Wah selow dulu lah CSN-ers, aku buat ini gak mungkin gak ada sangkut pautnya, juga biasanya aku lebih memilih membahas sesuatu yang sedikit 'belok' dari tema event utamanya. Jadi pertama-tama, kalian lihat dulu thumbnail edisi catatan kali ini, ada manusia purba kan? Nah ini kuncinya, topik yang kuangkat kali ini adalah What If (Bagaimana Jika) Manusia Purba mengenal media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram atau Tiktok?! 

Gimana? Gimana? menarikkan pembahasanku kali ini? pastilah menarik, Syahid gituloh wkwkwkwk. Ya udah langsung kita gak perlu basa-basi langsung aja kita bahasa segala kemungkinan yang terjadi ketika orang purba mengenal media sosial, langsung saja ke T...........K...............P! (semua yang kutulis selanjutnya murni dari imajinasiku, yah dengan beberapa riset sedikit ke beberapa website dan jurnal mencari referensi biar gak ngawur-ngawur banget lah wkwkwk).

1. Terciptanya Bahasa Pemersatu

Dengan ada media sosial di zaman manusia purba, secara tidak langsung membuat perkembangan bahasa menjadi lebih cepat dari seharusnya. Dari yang awalnya masing-masing suku punya bahasanya masing-masing menjadi menjadi memiliki bahasa pemersatu. Dengan adanya bahasa pemersatu ini ada kemungkinan konsep sebuah negara juga terbentuk karenanya dan yang paling memungkinkan adalah konsep negara monarki di zaman seperti ini.

2. Ekonomi Semakin Mudah

Kemungkinan kedua masih sangat berhubungan dengan kemungkinan pertama tadi, dengan adanya bahasa pemersatu komunikasi kegiatan tukar-menukar barang semakin mudah diantara mereka, mereka bisa dengan mudah untuk bertemu saling melakukan barter (di zaman dahulu masih sistem barter kan?). Dan ada kemungkinan sistem barter akan cepat tergantikan karena akan terciptanya alat tukar pemersatu bernama uang untuk menghindari barter yang tidak senilai (contohnya beras 1 kg ditukar dengan kipas angin).

3. Munculnya Kaum Rebahan Di Kalangan Manusia Purba

Yang ketiga sekaligus yang terakhir, sama kayak zaman sekarang kaum rebahan yang kelampau banyaknya karena kecanduan media sosial. di zaman manusia purba kemungkinan ini sangat mungkin terjadi, karena emang menjadi fitrah manusia ketika ada hal baru kadang khilaf tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya untuk terus melakukan hal baru tersebut (aku pun juga keseringan main sosmed, sekarang mau coba ngurangin untuk mulai fokus kuliah). Kemunculan kaum rebahan di kalangan manusia purba ini menjadi suatu hal negatif karena bisa menimbulkan perkelahian dan juga menghambat perkembangan mereka yang seharusnya bisa lebih cepat (mungkin? tidak ada yang tahu karena perkembangan mereka tergantung seberapa cepat mereka bisa memahami fungsi dari media sosial atau ponsel).

Sebenarnya masih banyak lagi sih kemungkinan-kemungkinan yang ada, tapi karena ini catatan udah berdiam diri hampir satu bulan, eh kayaknya udah satu bulan. Jadi sudah banyak ide di kepala aku yang melayang wkwkwk. Sampai jumpa di seri What If...? abal-abal ini, itupun kalau aku ada mood buat nulis juga buat lanjutin haha, akhirul kata wassalmu'alaikum dan salam purba~

Comments

Yang Lagi Rame