What If Ruang Belajar...? (Last)



Assalamu'alaikum minna-san, konnichiwa. Gimana kabarnya? baik? semoga baik selalu ya kawan. Kali ini aku mau nyelesain apa yang sudah aku mulai tahun lalu, yaitu seri catatan Ruang Belajar : What If...?. Seri ini awalnya kutulis karena aku gabut pengen bahas event-event yang ada di Ruang Belajar dengan tema sedikit berbeda. Pada awalnya, seri ini bakal terus berjalan sampai tujuh bagian. Namun, hal itu urung kulakukan, selain karena aku sering telat ikut dengerin radio/podcast di event Ruang Belajar, juga karena aku memikirkan sesuatu yang lebih baik dari ini untuk ke depannya, yang mungkin bisa lebih bermanfaat untuk diriku sendiri, Ruang Belajar dan tentunya kalian para pembaca yang sudah setia menghadapi keanehanku selama lima tahun ini (itu pun kalau ada ya wkwkwk).

What If Ruang Belajar...? atau Bagaimana Jika Ruang Belajar...? akan menjadi penutup dari seri What If...? ala kadarnya ini. Ah sebelum masuk ke pembahasannya, aku rasa gak etis kalau aku tidak memperkenalkan kepada kalian, apa sih Ruang Belajar itu? Nah RUANG BELAJAR merupakan wadah bagi Anda untuk belajar, berdiskusi, dan memecahkan masalah bersama yang berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajari di sekolah. Kami menawarkan kepada Anda program pembelajaran yang bervariasi dari mata pelajaran yang berkaitan dengan SMP hingga tingkat Universitas serta berbagai bidang lain yang sering Anda temukan di lembaga-lembaga pembelajaran tersebut (dikopi dari buku panduan Ruang Belajar). OK, sekarang kalian sudah tahukan apa itu Ruang Belajar? Kalau kalian merasa masih kurang kalian bisa berkunjung ke catatanku yang ini. Bagi kalian yang tertarik ingin bergabung dengan Ruang Belajar, pertama-tama kalian bisa mengunduh aplikasi Discord terlebih dahulu, untuk pengguna Android bisa mengunduhnya di Google Play Store, untuk iOS bisa mengunduhnya di App Store dan untuk Windows bisa mengunduhnya di Microsoft Store atau langsung mengunduhnya di website official Discord


Discord di Google Play Store Android


Discord di App Store (Screenshot pakai laptop karena nggak punya iPhone)



Setelah kalian mengunduh aplikasi Discord, kalian bisa mendaftarkan diri untuk membuat akun Discord. Sekadar saran, setelah mendaftarkan diri menggunakan email, sebaiknya juga dibarengi dengan menambahkan nomor telepon kamu buat berjaga-jaga jika ada sesuatu yang tidak diinginkan (lupa kata sandi contohnya). Kemudian, untuk bergabung dengan Ruang Belajar bisa klik link ini. Tenang saja, link ini aman dan bebas dari yang namanya scam, karena Blog ini udah terafiliasi langsung dengan Ruang Belajar sendiri.

server belajar yang recommended banget ^^

Baiklah, setelah menjelaskan panjang lebar tentang Ruang Belajar. Aku ingin membahas sebuah pengandaian bagaimana jika Ruang Belajar merupakan sebuah aplikasi? Bukan sebuah komunitas yang berbasis di platform Discord atau bagaimana jika Ruang Belajar tidak pernah ada? Nah, di sini aku akan menjawab dua pertanyaan aneh yang sempat terlintas di otakku saat mandi.

Pertama, bagaimana jika Ruang Belajar merupakan sebuah aplikasi? Bukan sebuah komunitas yang berbasis di platform Discord. Di sini aku berpikir mungkin Ruang Belajar akan seperti aplikasi belajar yang sering kita temui semasa pandemi, Ruang Guru, Quipper, Zenius, Pahamify dll. Namun, bisa juga Ruang Belajar agak mirip-mirip seperti website Halodoc, di mana Ruang Belajar akan menyediakan pengajar-pengajar berkualitas bagi siswa ataupun mahasiswa yang mungkin kesulitan belajar di sekolah. Atau mungkin bisa jadi gabungan dari keduanya, siapa yang tahu kan. Oh iya, menurut isu-isu yang beredar dan ditambah easter egg yang ada, katanya Ruang Belajar akan menjadi sebuah aplikasi belajar yang bisa digunakan siswa maupun mahasiswa. Bagaimana bentuk aplikasinya ke depannya masih belum ada yang tahu. Namun, layak ditunggu sih, alasannya karena akhirnya para pengurus Ruang Belajar dapat gaji (termasuk aku wkwkwk).

Nah, pertanyaan kedua adalah apa jadinya jika Ruang Belajar tidak pernah ada? Seandainya Ruang Belajar tidak pernah ada, mungkin seluruh staff Ruang Belajar akan lebih fokus ke pendidikannya masing-masing atau mengikuti komunitas dan organisasi yang ada di sekolah atau kampus. Dan dari sisiku mungkin aku bakal gabut banget, aku mungkin tidak akan ketemu dengan temen dunia maya yang keren dan hebat-hebat seperti Mas Rey, Bang Garin, Bang Ace, Ka Almi, Pak Sinin, Meghan, Curos, Mipan dan masih banyak lagi, tidak ada tempat bagiku untuk berkarya, sehingga ide untuk membukukan 100 puisiku tidak pernah terjadi, kalaupun terjadi juga mungkin lebih lama dari sekarang. Karena adanya fitur Karyaku di Ruang Belajar benar-benar membantuku dalam membangkitkan hasratku menulis puisi. Ngomong-ngomong, fitur ini saat ini sudah dinonaktifkan sejak Oktober lalu, akan tetapi kabar terbaru bakal diaktifkan kembali jika ada 100 orang yang memberikan vote di pengumuman sebagai pengaktifan fitur ini. Mari bantu aku vote ya :', aku udah kangen banget dengan fitur ini. Kalian bisa membantuku dengan bergabung dengan Ruang Belajar dengan mengklik link ini. Jika kalian belum punya akun Discord bisa kalian ikutin cara di atas tadi.

bantu vote ya ^^


Aku rasa sampai sini catatanku kali ini, kurasa ini sudah lumayan panjang (masih pendek oi). aku mohon maaf jika ada salah kata, akhirul kata wassalamu'alaikum dan salam Valen (salam bapak-bapak katanya).

Comments

  1. aku baru tahu aplikasi ini akhir tahun lalu pas ikutan kelas digital marketing
    sebenernya ini lebih enak ya. lebih komplit dibanding Classroom or telegram bahkan hehe
    mana lucu banget lagi ada emoticon nya haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, emoticonnya bisa diubah-ubah (tergantung yang punya server Discord-nya). Mari gih gabung Ruang Belajar kak ^^

      Delete
  2. Wah asyik sekali ya hid ternyata digaji wkwkkw..jadi mupeng hahahahh...

    betewe agak ngakak tadi dapat nemu pertanyaan malah pas mandi. Oini cikal bakal syahid bisa terbitkan buku puisi yang kemarin ya. Lewat salah satu fitur di ruang belajar akhirnyabterpacu semangat menulis puisi dan bisa bikin buku. Satu kata buat syahid. Keren!!! Duh aku jadi pengen rajin nulis lagi..mudah mudahan tetap ada semangat walaupun kayaknya impian bisa nulis buku agak burem wkwkkw

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Komen aja, saya gak gigit kok :3

Yang Lagi Rame