[Busaku] Bebaskan Imajinasimu : Aku Bingung Mau Ngetik Apaan :)


Judul: Bebaskan Imajinasimu!
Penulis: Grant Snider
Penerjemah: Annisa Cinantya Putri
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 146 Halaman
Tahun Terbit: 2017 (Inggris), 2019 (Indonesia)
ISBN : 9786020622545


Assalamu'alaikum minna-san, konnichiwa~ Yo! Gimana kabarnya? Akhirnya aku menulis rubrik busaku lagi setelah sekian lama wkwk. Harap maklum, pemilik blog ini sungguh ahli dalam hal menunda-nunda pekerjaan, terutama dalam hal membaca dan menulis wkwk. Baiklah kali ini aku pengen ngebahas satu buku yang sebenarnya aku juga bingung ingin memasukkan buku ini ke dalam kategori apa. Di Goodreads buku ini dimasukkan ke dalam kategori novel grafis, saat membacanya aku sedikit mengernyitkan dahi karena aku kira buku ini adalah buku komik. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mencari pengertian dari novel grafis itu sendiri, dan ternyata memang ada perbedaan antara novel grafis dan buku komik. Kalian bisa membacanya di sini.


Yuk yang punya goodreads, mutualan kuy
“Suara hujan di atas genting dan kaca jendela adalah semesta merayakan keputusanmu tetap berada di bawah selimut.”
Harus kuakui, aku bingung bagaimana cara membahas novel grafis ini, kenapa? alasannya karena setiap kata-kata. gagasan dan ide indah yang ada di dalam buku ini juga dibalut dengan tampilan grafis. Sehingga, walaupun aku mengutip kata-kata bijak di dalam bukunya, akan terasa hambar karena tidak memuat lukisan dan guratan dari pelukisnya. 

Sesuai dengan judul dan subjudulnya (atau tagline?), "Bebaskan Imajinasimu!", "Komik Untuk Memantik Kreativitas". Buku ini sangat cocok untuk kalian yang mungkin sedang stuck dalam berkarya, entah itu menulis, menggambar, melukis, memfoto dan lain sebagainya. Buku ini menyajikan gambar-gambar yang dapat merangsang jiwa berkarya kalian. Jujur saja, aku kagum dengan Grant Snider karena dapat membuat lukisan-lukisan yang sederhana. Tetapi, kaya akan makna. Dengan lukisan yang sederhana, tulisan-tulisan yang sederhana dia dapat menggerakkan badan ini yang awalnya males buat menulis jadi sedikit tergerak (walaupun dengan sedikit paksaan tapi nggak papa wkwk, kalau kalian merasa tulisan busaku kali ini jelek dan kurang matang harap maklum dan tampar aku di kolom komentar ya wkwk). Namun, karena kesederhanaannya juga beberapa lukisan dan tulisan di buku ini jadi sulit untuk dimengerti dan dimaknai oleh diri ini. Terkadang aku mengernyitkan hati saat membacanya, tapi aku putusin buat lanjut karena teringat kata Eyang Sapardi pernah bilang,
“Puisi itu tidak untuk dipahami. Puisi itu untuk dihayati. Jadi kalau Anda baca puisi lalu merasa senang, ya, sudah. Jangan tanya ini artinya apa. Arti puisi menurut  tiap kepala kan lain-lain,”
Aku menganggap semua lukisan dan tulisan di buku ini adalah puisi dan setiap kali aku membaca ulang buku ini aku sering nggak dapat memaknai tulisan di dalamnya, tapi aku lanjut aja ke halaman sebelahnya, karena aku suka membaca dan ya udah nanti lain waktu ketika aku baca ulang aku bakal menemukan makna dan pemahaman baru dari bukunya (buku ini sudah aku beli dari beberapa tahun lalu sebenarnya dan sudah aku baca berulang-ulang ketika aku kehabisan ide atau kehilangan motivasi dalam menulis).

Ini gak ada hubungannya sama review tapi aku cuman pengen bilang Yonagi manis banget huhu (dasar penulis halu)

Aku rasa sampai di sini saja dulu busaku kali ini, aku bingung mau ngetik apaan untuk mengutarakan reading experience pada buku ini wkwk. Mungkin akan aku tutup dengan sepatah dua patah kata dari bukunya saja biar kelihatan keren dan niat menulis busaku kali ini. OK bentar, aku lupa meletakkan bukunya :)

OK, aku menemukannya (butuh lima menit buat mencari buku dan mencari kata-kata yang menarik untuk dikutip wkwk.
“Saat kecil, kusangka semua orang adalah pemain dalam sandiwara yang menertawakanku. Saat remaja, kurasa mata-mata penonton tak terlihat mengkritik setiap gerak-gerikku. Saat dewasa, kuikuti setiap penampilan aneh dan penuh improvisasi, dengan masing-masing orang menjadi bintang pertunjukkannya sendiri.”

Aku mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan di busaku kali ini dan maafkan jika tulisannya terkesan kurang matang (karena aku sedikit memaksakan diri untuk mager menulis wkwk). Akhirul kata, wassalamu'alaikum dan salam tidur siang.



Comments

  1. bagus eh bukunya, bisa jadi solusi untuk mengembangkan imajinasi ketika kekurangan ide untuk menulis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaap, bukunya bagus banget buat kita yang lagi stuck dan butuh hal baru.

      Delete
  2. semakin kita tumbuh dan berkembang, semakin kita menyadari bahwa setiap individu memiliki peran unik dalam pertunjukan kehidupan ini. Kita mulai menghargai keberagaman gerak-gerik, tindakan, dan pilihan setiap orang. Setiap orang memiliki peran sebagai bintang dalam ceritanya sendiri, dengan ciri khas, keunikannya, dan kisah yang berbeda-beda. Kita belajar untuk menerima dan bahkan merayakan improvisasi-improvisasi yang datang dalam perjalanan ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali, setiap orang di dunia ini unik

      Delete
  3. Saya sih percaya ini buku bagus. Secara keluaran Gramedia itu pastinya melewati penyaringan yang ketat. Oleh mereka juga dipikirkan ini bakalan laku gak di pasaran. Jika diterbitkan maka punya nilai jual yang bagus, bukan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali, sekalipun ini buku merupakan buku terjemahan tapi isinya sangat paten hehehe.

      Delete
    2. Nah iya Kak. Saya pun berpikiran demikian, ditambah bocoran dalam artikel ini juga. Jadi makin penasaran pengen baca bukunya langsung, hehehe

      Delete
  4. Tulisan dan catatannya bagus kok Kak. Jadi ikut tertarik buku Bebaskan Imajinasimu apakah benar-benar bisa membantu memicu kreativitas yang kadang buntu ini hehehe. Memang proses berkreasi itu kadang sulit dipaksakan ya. Tapi jika mengambil dunia kreatif sebagai lahan mata pencaharian, mau gak mau harus terus belajar mengasah skill ya agar gak tergantung mood.

    ReplyDelete
  5. Aku jarang baca buku bergambar. Masukin ini ke list dulu deh karena sepertinya menarik. Satu gambar saja bisa punya banyak presepsi ya kan. Jadi mari bebaskan imajinasi

    ReplyDelete
  6. Wah buku ini cocok banget ya buat makhluk visual yang suka akan gambar dalam membaca

    ReplyDelete
  7. Cukup membuat saya penasaran. Dari 'kesulitan' mengutarakan review atau pengalaman, malah membuat saya juga pengin cari tahu bukunya. Terutama juga soal pengetahuan tentang novel grafik itu sendiri.

    ReplyDelete
  8. Buku novel grafis sebenernya sedang trend saat ini.
    Kayanya Austin Kleon, buku Steal Like An Artist juga lebih banyak grafisnya yaa.. daripada tulisannya. Dan ini cocok untuk pembaca generasi alpha yang lebih seneng banyak visual warna warni ketimbang full tulisan yang sulit dipahami.

    ReplyDelete
  9. Seni dan sastra itu menurutku hal yang abstrak dan enggak bisa dilogikakan mentah-mentah. Makanya kenapa preferensi seseorang terkait hasil produk imajinasi ini bisa beda². Kaya kata Eyang Sapardi, kalau kamu suka puisi itu, yo wis, tandanya kamu menghayatinya. Karena penghayatan manusia berkorelasi dengan sisi emosinya. ❤️

    ReplyDelete
  10. Baru tahu ada buku seperti ini untuk dewasa, ada juga buku seperti ini untuk anak-anak, memang kita ditantang untuk membuat cerita sendiri, membebaskan imajinasi untuk bercerita

    ReplyDelete
  11. Imajinasi memang butuh sesuatu yang bebas dan tak ada batasnya. Buku yang mungkin ringan dibaca saat santai, dan bisa membuat kita untuk menggali imajinasi kita.

    ReplyDelete
  12. Daku belum pernah sepertinya baca buku novel grafis, termasuk ini.
    Jadinya penasaran seperti apa tampilan isinya

    ReplyDelete
  13. Cocok ini bukunya dengan kondisi saya sekarang hahahah.

    ReplyDelete
  14. terkadang membaca buku juga tidak perlu tahu apa makna dari buku tersebut, apalagi buku grafis, kadang kitanya juga cuma lagi pengen liat grafisnya aja hehehe kalau mood lagi baik bisa dibaca ulang

    ReplyDelete
  15. Menarik ya. Aku sepertinya belum pernah baca novel grafis. Jadi penssaran dengan tampilan bukunya sekaligus isinya. Apakah benar bisa memantik ide2

    ReplyDelete
  16. wahh jadi pengen juga dapetin experience penceritaan fiksi melalui grafis. Karena saya tipikal yang lebih nyaman baca teks. Cuma terima kasih rekomendasinya, cocok jadi wishlist bahan bacaan selanjutnya.

    ReplyDelete
  17. Halo kak, wah luar biasa sekali artikelnya walaupun ditulis sambil bingung haha.. Mengenai novel grafis, jadi kalau kita mengutip kata2 bijaknya memang harus banget disertakan lukisan dan guratan dari pelukisnya ya?

    ReplyDelete
  18. I like this, Kak. Nyaman banget baca ini tulisan. Btw, berimaginasi memang kudu dibebaskan, kalau ga dibuat bebas imaginasi jadi gimana gitu

    ReplyDelete
  19. Saya yakin deh ini tetap buku yang bagus, apalagi keluaran Gramedia. Meskipun isi bukunya karena terlalu seni dan "nyastra" menjadi saaanngaaaatt membingungkaaaann :""

    ReplyDelete
  20. ini buku kayag hasil menbghayal dari kegabutan orang terkenal. Jadi kalo udah punya nama besar, karya ngelantur saat gabut nya saja bisa jadi heboh dan ditulis jadi buku.. kita yang gak terkenal jadi terwakwaw menyaksikannya.. ya sudahlahh... hahaha

    ReplyDelete
  21. Menarik loh bukunya. Sesuai judul mungkin, ya pembaca bebas berimajinasi apa saja tentang buku ini. Sama seperti puisi, semakin banyak tafsirannya maka semakin kaya puisi tersebut.

    ReplyDelete
  22. Baru tahu klo ada yg namanya novel grafis. Klo dilihat dr cover bukunya sepertinya menarik ya kak.

    ReplyDelete

Post a Comment

Komen aja, saya gak gigit kok :3

Yang Lagi Rame