Review Violet Evergarden Movie : Akhir Yang Indah Tapi ....


Assalamu'alaikum minna-san~ konichiwa~
Gimana kabarnya? kuharap sehat selalu. Kali ini aku coba menuliskan review movie anime yang sudah kutunggu-tunggu penayangannya di Indonesia sekaligus berbagi pengalaman pertama kalinya aku nonton film di bioskop, untuk sebelum-sebelumnya kalian tahu sendiri lah wkwk, kalau nggak di televisi ya sudah pasti di website kesayangan masing-masing. Yah, aku sekarang bersyukur semakin banyak anime bertakarir Bahasa Indonesia yang bisa dinikmati secara legal baik melalui Netflix, IQIYI maupun kanal Youtube Muse Indonesia, aku berharap semakin banyak anime yang bisa dinikmati secara legal ke depannya (bahkan Manga Plus pun juga sudah menyediakan manga bertakarir Bahasa Indonesia di empat judul manga populernya : ONE PIECE, Black Clover, SPY x Family dan Monster #8).

Ok, balik lagi bahas Violet, menurutku film ini benar-benar underrated di Indonesia. Sepi penonton, bahkan salah satu website berita pun mengatakan kalau film ini hanya tayang sebentar karena sepi penonton. Saat aku nonton pun berasa punya bioskop pribadi, hanya berempat termasuk aku dan sahabatku, Aries. Dua lagi adalah dua orang wibu yang menyempatkan diri disela-sela kesibukan bekerja. Sebagai pengalaman pertamaku nonton film ke bioskop ini benar-benar unik, karena aku berekspektasi bakal banyak penonton dan ternyata malah kebalikannya. Bahkan aku sampai gugup bakal salah masuk ruangan cinema-nya, takut malah masuk ke cinema yang nyetel film horor. Mungkin reaksiku terlihat agak lebay, tapi yah itulah diriku kalau melakukan suatu hal yang baru.

Note di tengah catatan : btw, menurut kalian lebih baik aku menggunakan kata 'aku' atau kata 'mimin' sebagai kata ganti diriku dalam post selanjutnya? jujur aku lebih enak ngetik 'mimin', tapi ada yang bilang pakai 'aku' lebih bebas dan kesannya gak kaku. Bagi kalian yang baca ini bisa berikan saran dan kritiknya di kolom komentar. Karena mungkin ke depannya aku bakal review Horimiya & Yuru Camp.

Kyaaa, tiket bioskop pertamaku wkwk

Nobar bareng Kirito KW 2000 

GO GO GO, entah kenapa aku ngakak sendiri lihat ini



Ah, nggak lupa aku pengen bilang kalau review ini memuat konten 'S' alias spoiler. Jadi bagi kalian yang gatalan sama yang namanya spoiler atau kalian termasuk fraksi anti spoiler dipersilahkan untuk undur diri terlebih dahulu dan langsung tonton filmnya. Sedangkan bagi kalian yang dah biasa dengan yang namanya spoiler, lanjutkan baca review dariku sampai habis. Dan juga aku ingin mengingatkan kalau review ini 90% opini pribadi, jika ada poin-poin review yang kurang sreg di hati kalian atau sejenisnya lah, saya benar-benar terbuka dan menantikan opini kalian dan silahkan untuk berkomentar sepuas hati di kolom komentar yang telah disediakan. Gak perlu basa-basi kepanjangan, ini di Review Violet Evergarden Movie dari Bang Sya-chan!~



Tipe Anime : Movie
Tayang : 18 September 2020
Anime Musim : Summer
Episode : 1
Jam Tayang : -
Produser : Shociku
Studio : Kyoto Animation
Source : Light Novel
Genre : Slice of Life, Drama, Fantasy
Rating : PG-13
Durasi : 2 Jam 20 Menit

Movie ini mengisahkan beberapa tahun setelah latar cerita anime dan movie sampingan-nya. Setelah beberapa tahun berlalu pekerjaan sebagai doll (a.k.a penulis surat) semakin jarang digunakan karena dibangunnya menara radio sehingga telepon pun hadir untuk mempermudah komunikasi antar sesama. Namun, walaupun begitu masih ada orang-orang yang menyampaikan perasaan di hatinya melalui surat.

Dalam film ini terlihat perkembangan Violet yang dulunya hanyalah sebuah senjata tak berperasaan di medan peran kini telah bermetamorfosis menjadi manusia yang memiliki hati, bisa merasakan senang, sedih, rindu dan terlebih lagi perasaan cinta. Pernyataan cinta Mayor Gilbert-lah yang memulai roda-roda takdir perjalanan Violet untuk menjadi manusia dan mencari tahu arti kata 'cinta' itu sendiri. Bagi kalian yang belum nonton anime-nya gak usah takut buat menonton film-nya terlebih dahulu, karena di awal film bisa dibilang terdapat rangkuman dari anime dan movie sampingannya agar penonton awam bisa memahami alur cerita dari film itu sendiri. Dan juga aku sebelumnya sudah meng-upload review dari anime Violet Evergarden sendiri, berikut ini dia link-nya kalau pengen baca (ya sekalian baca sinopsis lengkap dari anime ini)  >tekan di sini<


Cerita : 9.3/10

Aku benar-benar suka cerita dalam film ini, dibuka dengan seorang remaja putri (lupa namanya, aku nonton filmnya 9 hari yang lalu, dan review-nya ketunda sampai selama ini karena aku malah jatuh sakit wkwk)  yang baru saja ditinggal nenek kesayangan dan konflik kecil yang mungkin sudah biasa kita temui di dunia nyata, yaitu orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan. Lalu dilanjutkan dengan rekap salah satu episode terbaik yang pernah tayang di anime. Walaupun film disajikan dengan alur maju-mundur, namun semua tertata rapi dan apik. Mungkin kekurangannya adalah pacing film ini dari pembukaan/penghantar cerita menuju inti/konflik cerita tersajikan sangat lambat, bahkan kata sahabat saya mengakui sempat bosan. Mungkin karena film ini berdurasi 2 jam 10 menit (yang mana ini biasanya film/movie dari anime rata-rata berdurasi 1 jam 30 menitan) sehingga alur berjalan agak lambat dan mungkin bakal membuat penonton bosan atau ketiduran wkwk. Akan tetapi semua itu terbayarkan ketika sudah masuk ke inti cerita, emosiku benar-benar terkuras dengan cerita disajikan. Aku sempat berpikir mereka bakal mengulang formula yang sama dengan movie sampingannya, ternyata tidak sama sekali, alih-alih membagi menjadi 2 bagian untuk 2 konflik, mereka langsung menjadikan 2 konflik berjalan beriringan. Namun, sangat disayangkan cerita dari si remaja putri gak berimpact begitu besar, padahal aku sangat berharap bakal jadi pemanis di bagian akhir film, ternyata cuman sebatas pencarian dan mengirimkan surat dengan sebuah perangko tribute (perasaanya kayak gini : lah gitu doang gak ada yang lain? sehabis ini dia ngapain? lalu  apa? entahlah tapi katanya sih di bagian creditnya ada penjelesannya dan sayangnya bioskop mimin gak nyetel sampai credit, mungkin karena penontonnya cuman berempat wkwk).


Selain hal di atas, masih ada juga beberapa adegan yang sekilas sama dengan yang ada di animenya, seakan-akan formula yang digunakan untuk mengusik rasa rindu Violet cuman itu-itu doang. Lalu adegan hadap-hadapan di pantai serasa kayak wasting time banget, mungkin ada sekitar 2-4 menitan cuman lihat 2 sejoli CLBK saling hadap-hadapan diam tak berkata-kata, berasa jadi kurang klimaks akhirnya (padahal pas adegan si Gilbert ngejar Violet aja aku udah agak kecewa wkwk, aku berharap mereka memilih jalan masing-masing dan berpisah. Eh, ternyata malah..., yah gak papa lah, setidaknya mereka bisa bahagia bersama, kan sama-sama bagus juga ending-nya.) Karena poin-poin di atas akhirnya aku agak menurunkan nilai untuk bagian cerita di bawah adaptasi anime-nya dan movie sampingannya (yang belum ada waktu buat kutulis review-nya).



Grafik/Animasi : 9.7/10

Untuk grafik gak usah dipertanyakan lagi, untuk serial anime-nya saja sudah seajib itu, apalagi kalau film-nya kan. Dari awal film hingga akhir cerita kita disajikan kualitas animasi yang sangat memanjakan mata, yang pasti sangat wallpaper-able kalau nanti bajakannya sudah rilis.

Kurasa untuk bagian ini bakal langsung ku-skip aja dan silahkan kalian sendiri, satu hal yang pasti aku suka gaya pengambilan sudut pandang orang pertama sebagai Violet di awal film, entah kenapa jadi varian rasa baru saja bagi yang sudah mengkhatamkan seri animenya (juga berasa kayak maen VR Chat wkwk).

Karakter : 9.5/10

Aku benar-benar suka perkembangan semua karakter di film ini. Di mulai Violet yang sudah semakin menjadi 'manusia' namun dengan tingkah polosnya, lalu Hodgin yang semakin overprotektif terhadap Violet seakan-akan dia wali-nya, si Benedict yang juga ikut-ikut protektif agar Violet tidak terlalu dekat-dekat dengan Dietfried, dan Dietfried yang perlahan mulai menanggalkan pandangannya terhadap Violet yang hanya sebatas alat. That's amazing bro, dalam 4 tahun 13 episode, 1 OVA dan 1 Movie sampingan chara development tersusun apik dan rapi, dan di film ini semua itu terbukti.

Juga perkembangan jalinan kasih Yurith dengan keluarga dan sahabatnya yang terjalin (hanya) di film ini benar-benar bikin aku pengen nangis sekencang mungkin kalau saja nggak ada 3 orang lagi di sampingku. Dari awalnya aku agak kurang suka dengan sifat Yurith yang kurang attitude terhadap yang lebih tua sampai melunak dan si remaja putri dari yang agak membenci orang tua-nya sampai akhirnya melakukan sesuatu yang luar biasa, kurasa itu kayak wah banget lah. Dan yang paling wah dari semua itu ketika Violet 'mengikhlaskan' seorang Gilbert, seseorang yang dicintai dan dirinduinya. Momen itu merupakan di mana aku yang awalnya nangis sesengukkan malah tiba-tiba plong, kata-kata yang dikatakan Violet benar-benar merupakan kata-kata seorang manusia yang benar-benar mencintai seseorang. Tidak banyak orang di dunia bisa mengikhlaskan seseorang yang dicintainya memilih untuk pergi demi kebahagiaannya sendiri, sikap yang ditunjukkan Violet benar-benar menunjukkan sebuah cinta sejati (mungkin, karena mimin masih belum mengetahui pasti apa itu cinta sejati).



Suara : 9.4/10

"BAAAAAAAAAAAAAAAKKKAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!" teriak Hodgin, ini merupakan bagian paling emosional. Takehito Koyasu benar-benar bersinar di film ini, teriakan nyaringnya di momen kritis membuat bulu kudukku merinding (tenang gak bakal jadi Titan kok). Selain beliau masih banyak lagi seiyyu yang benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik. Dan yang paling ajib menurutku adalah suara latar seperti suara derit pintu, obrolan-obrolan orang sekitar, angin berhembus, ombak dan masih banyak lagi yang benar-benar sukses menghidupkan film ini. Salah satu adegan favoritku ketika Violet dan Dietfried berada di atas kapal peninggalan almarhum Gilbert, suara ombaknya benar-benar satisfying parah, suara derit kapal karena hantaman ombak benar-benar membuatku serasa benar-benar berada di atas kapal. Siapapun yang bertugas sebagai pengisi suara latar di film ini, anda sukses memanjakan telinga saya. Aku juga suka ketika musik Michisirube mulai diputar saat Gilbert berlari mengejar Violet, nge-pas aja walau sempat agak kecewa ketika musik Sincerely gak diputar di awal film, padahal kata Sincerely dituliskan gede-gede di awal film.

ENEEEEEEENNNNNNGGG

Ya Bang?




Mungkin kekurangan dari film ini adalah overuse backsound, film ini terlalu boros menggunakan backsound, yah aku tahu sih durasi film ini panjang, namun bukan berarti harus menyetel backsound setiap 5-10 menit setiap kalinya (jujur aku sangat suka dengan backsound dari seri Violet Evergarden, akan tetapi film ini alurnya lambat, pacing menuju konflik pun lambat, bahkan di awal film pun aku dan sahabatku merasa bosan saking lambatnya. Kalau ditambah dengan musik-musik instrumental syahdu aku takutnya saja nanti ada yang ketiduran saat penayang filmnya berlangsung). Ditambah backsound yang digunakan pun rata-rata sudah pernah digunakan di anime, walaupun aku merasa ada mendengar ada backsound baru, namun walau begitu masih terasa kurang saja karena aku memandang ini adalah movie anime, ya otomatis harus lebih (dan yang pasti budget-nya pun gede juga).

Cerita : 9.3/10
Grafik/Animasi : 9.7/10
Karakter : 9.5/10
Suara : 9.4/10
Nilai Akhir : 9.475
MAL Score : 8.66

Jadi bagaimana? kalau kalian bertanya apakah film ini recommended buat ditonton? jawabannya sangat yes, gak peduli kamu sudah nonton seri anime-nya sebelumnya atau belum atau malah masih awam dengan dunia anime, tonton aja deh! dijamin gak nyesel. Apabila aku ada salah kata mohon dimaafkan, jika ada yang pengen kalian tambahkan atau koreksi bisa kalian tuliskan di kolom komentar~
Akhirul kata, wassalamu'alaikum dan salam sayonara~


Comments

  1. tapi 9.3 dari 10 termasuknya tinggi loh, walau tadi katanya ada yang dikurangi hehe

    btw ini jadinya si gilbert meninggal toh? tadi aku sepintas baca almarhum gilbert..mmduh ya...memang jadi nyesek si senjata (atau robot) violet yang semakin manusia dan akhirnya cinta ke gilbert akhirnya yah gitu lah ya hihihi...

    walau diceritakan alur lambat (kebanyakan bukannya anime emang gjtu ya ga sih yang rate nya untuk umur dewasa), bahkan bikin dirimu nonton sampe tengah tengah wkwkwk..tapi akhirnya pas mau konflik langsung gaspil ya emosinya...

    aku pribadi suka nonton anime yang dari segi terdetil macam bunyi bunyian pendukung filmnya ini nyaris sama kayak yang di realnya

    #oiya cuma mau kasih masukan tetep pake aku aja..kalau mimin jadi kayak forum hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. 9.3 memang termasuk tinggi, tapi adaptasinya menurutku masih lebih ngena adaptasi seri-nya, mungkin karena berseri sampai 13 episode jadi lebih terasa perkembangan karakter Violet dibandingkan film yang hanya berdurasi 2 jam (kayaknya aku salah sudah membandingkan sesuatu yang tidak balance wkwk).

      Dan si Gilbert masih hidup, alasanku menulis almarhum karena dari seri dan movie sampingannya si Gilbert masih dinyatakan mati.

      Delete
    2. Btw, baru nyadar ka Gusti baca jam 3 pagi wkwk

      Delete
    3. serius aku jadi pengen nonton seriesnya kalau gitu maklum di bioskop blom berani aku, masih zona merah soalnya huhu

      hahah iya seklaian abis tahajud keliling blog temen wkwkwkwk

      Delete
    4. kalau mau nonton seriesnya bisa aja nonton di Netflix. Kalau mau yang 'gratisan' bisa nonton di website-website 'nakal' (baca : bajakan). Kalau masih zona merah sih sebaiknya jangan dulu, di sini aja juga tempat duduknya harus selang-seling. Sebelum masuk pun harus ngikutin protokol kesehatan dan didata lengkap dari nama, alamat dll. Juga disuruh nunjukin KTP juga.

      Delete
  2. wah cukup menarik sih animenya, gw sendiri juga paling suka nonton anime movie, yang series juga suka :D, okelah jadi whitelist nih buat di tonton pas liburan nanti :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rekomendasi banget ini kak Khanif, kalau ada waktu luang bisa aja ditonton. Serinya cuman 13 episode ditambah 1 OVA 26 menit dan movie sampingan 1 jam 30 menit, aku jamin mata kakak bakal terpuaskan karena grafiknya yang waw banget + cerita yang ajib lah ^^

      Delete

Post a Comment

Komen aja, saya gak gigit kok :3

Yang Lagi Rame